Selasa, 09 Oktober 2012

Menengok Bahasa Alay

0 komentar
Akhir-akhir ini pergaulan generasi muda sering sekali mengalami perubahan dari segi gaya berbahasa maupun bertingkah laku. dari yang unik, berbeda, sampai yang ber-stereotipe aneh. Tidak sedikit dan tidak jarang sekali saya mendengar kata alay. apakah alay itu ? dan bagaimana kah perkembangan alay itu sendiri sehingga sempat menjadi trending topic sampai mencuat kabar nya ke mancanegara.

 
Alay, identik dengan berlebih-lebihan, kampungan, norak, dan sebagainya. kapan tercipta dan munculnya stereotipe ini pun tidak jelas. kendati demikian, gaya ini terus berkembang dan sering sekali populer walaupun hanya segelintir kelompok saja yang mengerti stereotipe ini. contoh nya adalah seperti kosakata "ciuz" (serius), "miapah" (demi apa), "cuptawz" (cukup tahu), "hikz" (kecewa), "hufft" (menghela nafas), d4N L4!n SeB49a!nYa (dan lain sebagainya)... Saya kurang begitu tahu banyak tentang gaya hidup ini, akan tetapi, gaya alay seperti ini tidak akan terpakai atau bermanfaat dalam kontekstual Negara Indonesia, apalagi di Negara lain. wajar, karena sifatnya yang kontemporer atau dengan kata lain, berubah-ubah dan cepat sekali terganti seiring perkembangan kreatifitas gaya hidup alayers (Sebutan untuk orang alay) yang pesat.


Continue reading →

Berbicara Sesuai Konteks

0 komentar

Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang sangat penting peranannya dalam upaya melahirkan generasi masa depan yang cerdas, kritis, kreatif, dan berbudaya adalah keterampilan berbicara. Dengan menguasai keterampilan berbicara, peserta didik akan mampu mengekspresikan pikiran dan perasaannya secara cerdas sesuai konteks dan situasi pada saat dia sedang berbicara.
Keterampilan berbicara juga akan mampu membentuk generasi masa depan yang kreatif sehingga mampu melahirkan tuturan atau ujaran yang komunikatif, jelas, runtut, dan mudah dipahami. Selain itu, keterampilan berbicara juga akan mampu melahirkan generasi masa depan yang kritis karena mereka memiliki kemampuan untuk mengekspresikan gagasan, pikiran, atau perasaan kepada orang lain secara runtut dan sistematis.
Bahkan, keterampilan berbicara juga akan mampu melahirkan generasi masa depan yang berbudaya karena sudah terbiasa dan terlatih untuk berkomunikasi dengan pihak lain sesuai dengan konteks dan situasi tutur pada saat dia sedang berbicara. Namun, harus diakui secara jujur, keterampilan berbicara di kalangan siswa Kelas V MI Perwanida, belum seperti yang diharapkan. Kondisi ini tidak lepas dari proses pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah yang dinilai telah gagal dalam membantu siswa terampil berpikir dan berbahasa sekaligus. Yang lebih memprihatinkan, ada pihak yang sangat ekstrim berani mengatakan bahwa tidak ada mata pelajaran Bahasa Indonesia pun siswa dapat berbahasa Indonesia seperti saat ini, asalkan mereka diajari berbicara, membaca, dan menulis oleh guru (Depdiknas 2004:9).
Sementara itu, hasil observasi empirik di lapangan juga menunjukkan fenomena yang hampir sama. Keterampilan berbicara siswa kelas V MI Perwanida berada pada tingkat yang rendah; diksi (pilihan kata)-nya payah, kalimatnya tidak efektif, struktur tuturannya rancu, alur tuturannya pun tidak runtut dan kohesif.
Berdasarkan hasil observasi, hanya 20% (8 siswa) dari 40 siswa yang dinilai sudah terampil berbicara dalam situasi formal di depan kelas. Indikator yang digunakan untuk mengukur keterampilan siswa dalam berbicara, di antaranya kelancaran berbicara, ketepatan pilihan kata (diksi), struktur kalimat, kelogisan (penalaran), dan kontak mata.
Ada dua faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat keterampilan siswa dalam berbicara, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Yang termasukFaktor Eksternal, di antaranya pengaruh penggunaan bahasa Indonesia di lingkungan keluarga dan masyarakat. Dalam proses komunikasi sehari-hari, banyak keluarga yang menggunakan bahasa ibu (bahasa daerah) sebagai bahasa percakapan di lingkungan keluarga. Demikian juga halnya dengan penggunaan bahasa Indonesia di tengah-tengah masyarakat. Rata-rata bahasa ibulah yang digunakan sebagai sarana komunikasi. Kalau ada tokoh masyarakat yang menggunakan bahasa Indonesia, pada umumnya belum memperhatikan kaidah-kaidah berbahasa secara baik dan benar. Akibatnya, siswa tidak terbiasa untuk berbahasa Indonesia sesuai dengan konteks dan situasi tutur.
Continue reading →
Senin, 08 Oktober 2012

Sikap Generasi Muda Saat ini terhadap Bahasa Indoneisa

0 komentar
Bahasa Indonesia tidak akan terlepas dari kebudayaan bangsa Indonesia karena bahasa Indonesia dijadikan alat berkomunikasi dengan berbagai suku di tanah air. Bahasa Indonesia memang diajarkan sejak anak-anak, tetapi model pengajaran yang baik dan benar tidak banyak dilakukan oleh seorang pengajar. Metode pengajaran bahasa Indonesia tidak dapat menggunakan satu metode karena bahasa Indonesia sendiri yang bersifat dinamis. Bahasa sendiri bukan sebagai ilmu tetapi sebagai keterampilan sehingga penggunaan metode yang tepat perlu dilakukan.


Masyarakat Indonesia juga harus penuh motivasi untuk menjaga dan melestarikan keterampilan bahasa Indonesia melalui rajin membaca, karena dengan membaca kita akan kaya kosa kata dan dapat mencontoh bahasa yang baik agar dapat menulis dengan baik. Rajin membaca dan menulis berarti melestarikan salah satu karakter budaya bangsa yaitu bahasa Indonesia.



Pada saat ini, mungkin agak sulit bagi generasi muda untuk membudayakan ataupun melestarikan bahasa indonesia sehubungan dengan banyak bahasa-bahasa yang lebih populer atau lebih akrab disebut dengan bahasa gaul. bahasa indonesia mungkin hanya bisa terdengar dari generasi muda saat ini pada sebuah acara yang dapat dibilang formal seperti pada saat presentasi salah satu mata kuliah bagi mereka yang kuliah. hal ini ditambah, dikarenakan faktor lingkungan internal dan eksternal yang secara tidak langsung mempengaruhi generasi saat ini untuk tidak menggunakan bahasa indonesia secara baku.

Continue reading →

Kuliner Tradisional Indonesia

0 komentar

1. Masakan Indonesia


Indonesia adalah negara asal mula sate; salah satu makanan paling populer di negara ini, ada banyak variasi di seluruh Indonesia. Masakan Indonesia merupakan pencerminan beragam budaya dan tradisi berasal dari kepulauan Nusantara yang terdiri dari sekitar 6.000 pulau dan memegang tempat penting dalam budaya nasional Indonesia secara umum dan hampir seluruh masakan Indonesia kaya dengan bumbu berasal dari rempah-rempah seperti kemiri, cabai, temu kunci, lengkuas, jahe, kencur, kunyit, kelapa dan gula aren dengan diikuti penggunaan teknik-teknik memasak menurut bahan dan tradisi-adat yang terdapat pula pengaruh melalui perdagangan yang berasal seperti dari India, Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa.
Pada dasarnya tidak ada satu bentuk tunggal "masakan Indonesia", tetapi lebih kepada, keanekaragaman masakan regional yang dipengaruhi secara lokal oleh Kebudayaan Indonesia serta pengaruh asing. Sebagai contoh, beras yang diolah menjadi nasi putih, ketupat atau lontong (beras yang dikukus) sebagai makanan pokok bagi mayoritas penduduk Indonesia namum untuk bagian timur lebih umum dipergunakan juga jagung, sagu, singkong, dan ubi jalar dan Sagu. Bentuk lanskap penyajiannya umumnya disajikan di sebagian besar makanan Indonesia berupa makanan pokok dengan lauk-pauk berupa daging, ikan atau sayur disisi piring.
Sepanjang sejarahnya, Indonesia telah terlibat dalam perdagangan dunia berkat lokasi dan sumber daya alamnya. Teknik memasak dan bahan makanan asli Indonesia berkembang dan kemudian dipengaruhi oleh seni kuliner India, Timur Tengah, China, dan akhirnya Eropa. Para pedagang Spanyol dan Portugis membawa berbagai bahan makanan dari benua Amerika jauh sebelum Belanda berhasil menguasai Indonesia. Pulau Maluku yang termahsyur sebagai "Kepulauan Rempah-rempah", juga menyumbangkan tanaman rempah asli Indonesia kepada seni kuliner dunia. Seni kuliner kawasan bagian timur Indonesia mirip dengan seni memasak Polinesia dan Melanesia.
Masakan Sumatera, sebagai contoh, seringkali menampilkan pengaruh Timur Tengah dan India, seperti penggunaan bumbu kari pada hidangan daging dan sayurannya, sementara masakan Jawa berkembang dari teknik memasak asli nusantara. Unsur budaya masakan China dapat dicermati pada beberapa masakan Indonesia. Masakan seperti bakmi, bakso, dan lumpia telah terserap dalam seni masakan Indonesia.
Beberapa jenis hidangan asli Indonesia juga kini dapat ditemukan di beberapa negara Asia. Masakan Indonesia populer seperti sate, rendang, dan sambal juga digemari di Malaysia dan Singapura. Bahan makanan berbahan dasar dari kedelai seperti variasi tahu dan tempe, juga sangat populer. Tempe dianggap sebagai penemuan asli Jawa, adaptasi lokal dari fermentasi kedelai. Jenis lainnya dari makanan fermentasi kedelai adalah oncom, mirip dengan tempe tapi menggunakan jenis jamur yang berbeda, oncom sangat populer di Jawa Barat.
 Makanan Indonesia umumnya dimakan dengan menggunakan kombinasi alat makan sendok pada tangan kanan dan garpu pada tangan kiri, meskipun demikian di berbagai tempat (seperti Jawa Barat dan Sumatra Barat) juga lazim didapati makan langsung dengan tangan telanjang. Di restoran atau rumah tangga tertentu lazim menggunakan tangan untuk makan, seperti restoran seafood, restoran tradisional Sunda dan Padang, atau warung tenda Pecel Lele dan Ayam Goreng khas Jawa Timur. Tempat seperti ini biasanya juga menyajikan kobokan, semangkuk air kran dengan irisan jeruk nipis agar memberikan aroma segar. Semangkuk air ini janganlah diminum; hanya digunakan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan menggunakan tangan telanjang. Menggunakan sumpit untuk makan lazim ditemui di restoran yang menyajikan masakan China yang telah teradaptasi kedalam masakan Indonesia seperti bakmie atau mie ayam dengan pangsit, mie goreng, dan kwetiau goreng.



2.Sate Maranggi



Sate Maranggi adalah sate khas Purwakarta, Jawa Barat biasanya terbuat dari daging kambing atau daging sapi. Namun ada juga yang berpendapat bahwa sate maranggi berasal dari Cianjur.
Penjaja sate maranggi dapat ditemukan hampir di setiap sudut Purwakarta, sebagian menajajakan dengan cara berkeliling. Yang membedakan sate maranggi dengan sate lainnya adalah bumbunya terbuat dari kecap yang memiliki cita rasa paduan manis, asam, dan pedas yang menyentuh lidah kala menikmati sate berbumbu khas ini. Paduan rasa yang menggoda selera ini muncul karena bumbu sate maranggi terbuat dari kecap, sambal cabai hijau ditambah sedikit cuka lahang (cuka yang terbuat dari tebu). Saat disajikan, bumbu kecap itu dilengkapi dengan irisan bawang merah dan tomat segar.
Biasanya sate maranggi dihidang dengan ketan bakar atau nasi timbel.



3. Lumpia semarang



Lumpia semarang adalah makanan semacam rollade yang berisi rebung, telur, dan daging ayam atau udang.
Cita rasa lumpia semarang adalah perpaduan rasa antara Tionghoa dan Indonesia karena pertama kali dibuat oleh seorang keturunan Tionghoa yang menikah dengan orang Indonesia dan menetap di Semarang, Jawa Tengah. Makanan ini mulai dijajakan dan dikenal di Semarang ketika pesta olahraga GANEFO diselenggarakan pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.
Aliran keempat adalah sejumlah bekas pegawai lumpia Jalan Pemuda, dan aliran kelima adalah orang-orang dengan latar belakang hobi kuliner yang membuat lumpia dengan resep hasil pembelajaran dari lumpia yang sudah beredar. 
Generasi tertua saat ini, yaitu generasi ketiga Siem Swie Kiem (68), tetap setia melayani konsumennya di kios warisan ayahnya (Siem Gwan Sing) di Gang Lombok 11. Keistimewaan lumpia Gang Lombok ini menurut sejumlah penggemarnya yang sempat ditemui di kios tersebut adalah racikan rebungnya tidak berbau, juga campuran telur dan udangnya tidak amis.
Lumpia buatan generasi keempat dapat kita peroleh di kios lumpia Mbak Lien alias Siem Siok Lien (43) di Jalan Pemuda dan Jalan Pandanaran. Mbak Lien meneruskan kios almarhum ayahnya, Siem Swie Hie, yang merupakan abang dari Siem Swie Kiem, di Jalan Pemuda (mulut Gang Grajen) sambil membuka dua cabang di Jalan Pandanaran.
Kekhasan lumpia Mbak Lien ini adalah isinya yang ditambahi racikan daging ayam kampung. Ketika awal mula meneruskan usaha almarhum ayahnya, Mbak Lien membuat tiga macam lumpia, yaitu lumpia isi udang, lumpia isi ayam (untuk yang alergi udang), dan lumpia spesial berisi campuran udang serta ayam. Tetapi, karena merasa kerepotan dan apalagi kebanyakan pembeli suka yang spesial, sekarang Mbak Lien hanya membuat satu macam saja, yaitu lumpia istimewa dengan isi rebung dicampur udang dan ayam.
Adapun generasi keempat lainnya, yaitu anak-anak dari almarhum Siem Hwa Nio (kakak perempuan dari Siem Swie Kiem) meneruskan kios ibunya di Jalan Mataram (Jalan MT Haryono) di samping membuka kios baru di beberapa tempat di Kota Semarang. Di antara anak-anak almarhum Siem Hwa Nio ini ada juga yang membuka cabang di Jakarta. Bahkan ada cucu almarhum Siem Hwa Nio sebagai generasi kelima membuka kios lumpia sendiri di Semarang.
Selain keluarga-keluarga leluhur pencipta lumpia semarang tersebut, sekarang banyak juga orang-orang ”luar” yang membuat lumpia semarang. Mereka umumnya mantan karyawan mereka. Mereka yang mempunyai hobi kuliner juga turut meramaikan bisnis lumpia semarang dengan membuat lumpia sendiri, seperti Lumpia Ekspres, Phoa Kiem Hwa dari Semarang International Family and Garden Restaurant di Jalan Gajah Mada, Semarang.



4.Rujak cingur



Rujak cingur dengan krupuk kampung di restoran peranakan di Jakarta
Rujak cingur adalah salah satu makanan tradisional yang mudah ditemukan di daerah Jawa Timur, terutama daerah asalnya Surabaya. Dalam bahasa Jawa kata "cingur" berarti "mulut", hal ini merujuk pada bahan irisan mulut atau moncong sapi yang direbus dan dicampurkan ke dalam hidangan. Rujak cingur biasanya terdiri dari irisan beberapa jenis buah-buahan seperti ketimun, krai (sejenis ketimun khas Jawa Timur),bengkoang, mangga muda, nanas, kedondong dan ditambah lontong, tahu, tempe, bendoyo dan cingur serta sayuran-sayuran seperti kecambah/tauge, kangkung dan kacang panjang. Semua bahan tadi dicampur dengan saus atau bumbu yang terbuat dari olahan petis udang, air matang untuk sedikit mengencerkan, gula/gula merah, cabai, kacang tanah yang digoreng, bawang goreng, garam dan irisan tipis-tipis pisang biji hijau yang masih muda (pisang klutuk). Semua saus/bumbu dicampur dengan cara diuleg, itu sebabnya rujak cingur juga sering disebut rujak uleg.
Dalam penyajiannya rujak cingur dibedakan menjadi dua macam, yaitu penyajian 'biasa' dan 'matengan' (menyebut huruf e dalam kata matengan seperti menyebut huruf e dalam kata: seperti/menyebut/bendoyo). Penyajian 'biasa' atau umumnya, berupa semua bahan-bahan yang telah disebutkan di atas, sedangkan 'matengan' (matang, jawa) hanya terdiri dari bahan-bahan matang saja; lontong, tahu goreng, tempe goreng, bendoyo (krai yang digodok) dan sayur (kangkung, kacang panjang, tauge) yang telah digodok. Tanpa ada bahan 'mentah'nya yaitu buah-buahan, karena pada dasarnya ada orang yang tidak menyukai buah-buahan. Keduanya memakai saus/bumbu yang sama.
 Makanan ini disebut rujak cingur karena bumbu olahan yang digunakan adalah petis udang dan irisan cingur. Hal ini yang membedakan dengan makanan rujak pada umumnya yang biasanya tanpa menggunakan bahan cingur tersebut. Rujak cingur biasa disajikan dengan tambahan kerupuk, dan dengan alas pincuk (daun pisang) atau piring.



5.Tahu Tek



Tahu Tek adalah salah satu makanan khas kota Surabaya.tahu Tek terdiri atas tahu goreng setengah matang yang dipotong kecil-kecil dengan gunting, kentang goreng setengah matang, taoge, irisan ketimun dipotong kecil-panjang (seperti acar) dan kerupuk udang. Semua itu kemudian disiram dengan bumbunya yang terbuat dari petis, air matang secukupnya (jangan sampai terlalu encer), kacang tanah, cabe dan bawang putih. Petis yang digunakan dianjurkan petis dari Sidoarjo, karena terasa lebih enak dan asli sesuai dari daerah asalnya (Surabaya berbatasan langsung dengan Sidoarjo).
Dinamakan Tahu Tek karena gunting yang digunakan untuk memotong bahan masakan (tahu, kentang, telur) dibunyikan terus seakan memotong, walaupun bahan makanan telah habis dipotong, sehingga seperti berbunyi tek..tek..tek.
Dalam beberapa variasi yang ada di Jakarta, penjual Tahu Tek juga menyediakan Tahu Telor, yakni dengan menggoreng tahunya dengan adonan telur..



*sumber kutipan : Blog Nani,Rima And Tedi,, XII BISMEN A*
Continue reading →
Kamis, 04 Oktober 2012

The Sims 3

0 komentar
The Sims, Game yang sudah saya kenal kurang lebih  3 tahun yang lalu. berawal dari ketidaksengajaan saya ketika melihat saudara saya yang masih menempuh pendidikan SMP memainkan game tersebut. 

awalnya sih biasa saja, hanya melihat dan menilai system gameplay nya. seperti melihat game Tamagotchi versi manusia. menurut saya game itu sama saja. sama-sama untuk mengisi waktu luang sambil menghilangkan penat duniawi sejenak. 


tapi ketika saya amati saudara saya yang sedang memainkannya, saya mulai tertarik dan meminta pinjam kepada saudara saya untuk mencoba memainkannya. amazing, bagaimana tidak. game tersebut ternyata salah satu game yang saya cari-cari selama ini. interface nya smooth, ditambah system gameplay dan genre game nya yang bersifat simulasi strategik. seperti Harvest Moon modern yang telah disempurnakan.

Saya mulai memainkannya langsung dari The Sims 3 Razor, tidak dari The Sims dan The Sims 2. dengan spesifikasi PC yang telah memenuhi syarat.

Bicara masalah PC, untuk memainkannya dibutuhkan spesifikasi PC yang cukup tinggi, seperti
• OS Windows XP (Service Pack 2)
• Processor : Pentium 4 2.0 GHz atau yang sejenisnya
• RAM 1 Gb
• Harddisk yang diperlukan adalah space kosong sebanyak kurang lebih 24 Gb (sampai ekspansi The Sims  3 Supernatural ) dan 1 Gb untuk Konten tambahan.
• VGA : 128 Mb yang sudah didukung oleh Pixel Shader 2.0

Proses instalasinya pun terbilang agak lama, ini disebabkan karena ukuran dan jumlah ekspansi nya. saya meng-instal The Sims 3 dari Razor sampai ekspansi Supernatural (15 Ekspansi) itu membutuhkan waktu sampai 4 jam. wow, lebih lama daripada instal ulang komputer atau laptop. tapi semua itu tidak masalah, karena fitur-fitur dan kelebihan ekspansi nya akan membayar lunas semua beban tersebut.



kekurangan dari game ini menurut saya adalah proses loading nya yang sedikit lama dan membutuhkan RAM sampai 1 Gb lebih. wajar.















Untuk memulai game ini, saya hanya meng-Double klik icon The Sims 3 dan Launcher nya pun akan muncul. pada launcher ini terdapat beberapa bagian fungsi, opsi dan keterangan seperti terlihat dibawah ini.































Continue reading →
Rabu, 03 Oktober 2012

Penjelasan Prinsip Usability

0 komentar

PRINSIP USABILITY
Prinsip Usability adalah prinsip penggunaan dari sebuah sistem oleh sistem lain yang lebih kompleks. Dalam IMK ada pula prinsip penggunaan untuk sebuah sistem yang sering kita sebut dengan usability. Dalam interaksi manusia dan komputer Prinsip Usability terbagi menjadi 6 yaitu :
1.    Abilities
·         Human BAIK
o   Kapasitas Long Term Memory (LTM) tidak terbatas
o   Durasi LTM tidak terbatas dan komplex
o   Kemampuan memahami tinggi
o   Mekanisme konsentrasi powerful
o   Pengenalan pola pikir powerful

·         Human BURUK
o   Kapasitas Short Term Memory (STM) terbatas
o   Durasi STM terbatas
o   Akses yang tidak dapat diandalkan pada STM
o   Proses yang cenderung salah
o   Proses yang lambat

2.    Human Capabilities
Faktor manusia ini harus diperhatikan, karena dari sinilah desain yang lebih baik di dapatkan.
User perlu mengetahui hal-hal berikut dalam merancang :
a. Penginderaan / Panca indra (Mata, Telinga, Peraba)
b. Proses informasi
c. Sistem Motor

PENGLIHATAN / INDRA MATA (VISION)
Konsep penglihatan terdiri dari dua tahap :
Penerimaan stimulus dari luar secara fisik
Pemrosesan serta interpretasi dari stimulus tersebut
1. Kemampuan Penglihatan
a. Sensivitas
Luminance : jumlah cahaya yang dipantulkan oleh permukaan objek, dengan ukuran
10-6 – 107 mL

b. Ketajaman
o      Visual acuity : kemampuan manusia melihat objek secara detail
o    Sudut pandang (visual angle) : besarnya ruang pandang yang digunakan objek →derajat (degree) / minutes of arc → 1 derajat = 60 minutes of arc

c. Pergerakan
o    Pola visual dari kata direkam → di-dekoding menurut representasi bahasa →pemrosesan bahasa meliputi analisis sintaks dan semantik terhadap frase dan kalimat
o       Mata bergerak terhadap teks → regression

d.  Kemampuan membaca akan berkurang atau menurun karena usia.

2. Warna
Warna dikaitkan dengan hue, intensitas, dan saturation
Hue            → panjang gelombang spektrum cahaya
Intensitas    → brightness dari warna
Saturation   → jumlah / kadar putih (whiteness) dalam warna
Masalah persepsi warna pada cones (sel pada selaput retina yang sensitif terhadap warna) dan ganglion (simpul syaraf)
380 (blue) ~ 770nm (red)
Radiasi dalam spektrum (panjang gelombang cahaya) adalah 400 – 700 nm

PENDENGARAN (HEARING)
Sistem auditory memiliki kapasitas sangat besar untuk mengumpulkan informasi lingkungan sekitar. Dapat mendengar objek apa saja yang ada di sekitar dan memperkirakan kemana objek tersebut akan berpindah Pemrosesan suara

Suara memiliki beberapa karakteristik, yaitu :
a.  Pitch : frekuensi suara (20 – 20.000 HZ)
b. Loudness : amplitudo suara (30 – 100dB)
c. Timbre : tipe atau jenis suara

Sistem auditory melakukan filtering suara → kita mengabaikan
suara background dan berkonsentrasi pada informasi yang penting

PERABA (TOUCH)
Manusia menerima stimuli melalui kulit. Kulit memiliki tiga jenis sensor penerima (sensory receptor), yaitu :
a. Thermoceptor → merespon panas / dingin
b. Nociceptor → merespon pada tekanan yang intens, rasa sakit
c. Mechanoceptor → merespon pada tekanan IMK

Keyboard bisa dikaitkan dengan posisi-posisi bentuk tombol, juga pengoperasian yang memerlukan penekanan, ada yang berat atau malah terlalu ringan

PROSES INFORMASI
Proses informasi pada manusia terdiri dari 3 sistem utama :
1. Perseptual
o  Menangani sensor dari luar
o  Sebagai buffer untuk menampung masukkan yang diterima dari indera manusia
o  Diproses (diterima) untuk diteruskan ke otak (memori)
2. Kognitif : memproses hubungan keduanya
3. Sistem Motor : mengontrol aksi / respon (pergerakan, kecepatan, kekuatan)

3. Memory
Memori menyimpan pengetahuan faktual dan pengetahuan prosedural.
Terdapat 4 tipe memori :
1. Perceptual Buffer (Memori Sensor)
o       Terbatas kapasitasnya.
o       Informasi yang masuk melalui indera tidak semua dapat diproses.
2. Short Term Memory (STM)
o       Memori kerja menyimpan informasi yang dibutuhkan dalam waktu yang singkat / sementara pada saat kita sedang melakukan pekerjaan.
o       Dapat diakses dengan cepat, namun berkurang secara cepat pula
o       Metode digunakan untuk mengukur kapasitas, yaitu berdasarkan
3. Intermediate
Menyimpan untuk ke LTM
4. Long Term Memory (LTM)
o       Penyimpanan utama untuk informasi faktual, pengetahuan berdasarkan eksperimen / pengalaman, aturan-aturan prosedur, tingkah laku, dsb.
o       Kapasitasnya lebih besar, waktu akses yang lebih lambat, serta proses hilangnya informasi lebih lambat.
Terdapat dua jenis LTM :
a. Memori Episodik : menyimpan “data” kejadian atau pengalaman dalam bentuk serial
menurut waktu.
b. Memori Semantik : menyimpan record-record fakta, konsep, keahliaan (skills) serta
informasi lain yang diperoleh selama hidup dengan terstruktur.
Pemrosesan Memori Jangka Panjang

Aktivitas :
- Menyimpan atau mengingat informasi
- Menghilangkan atau melupakan informasi
- Memanggil kembali informasi

Tersimpan karena pengulangan (rehearsal)
Ebbinghaus → jumlah yang dipelajari berbanding lurus dengan waktu mempelajarinya = total time hypothesis
Proses melupakan informasi : decay → karena sudah lama berada di LTM sehingga lambat laun akan terlupakan +interference → karena adanya informasi baru yang lama terlupakan.
Proses memanggil kembali informasi : recall → memanggil kembali secara langsung informasi + recognition → presentasi sejumlah pengetahuan (knowledge) yang terkait sebagai petunjuk.

4. OBSERVASI

Orang lebih fokus untuk menyelesaikan masalah, tidak untuk belajar menggunakan suatu sistem secara efektif.
Orang menggunakan perbandingan jika tidak ada penyelesaian.
Orang lebih kepada heuristic daripada algorithmic
Lebih mencoba coba-coba daripada pemikiran matang
Orang lebih memilih sub-strategi untuk masalah yang tidak terlalu penting.
Orang belajar strategi lebih baik dengan latihan

5. PENYELESAIAN MASALAH

Setelah penyimpanan di LTM, kemudian diaplikasikan
Penalaran (Reasoning) : proses pengambilan kesimpulan mengenai sesuatu atau hal baru dengan pengetahuan yang dimiliki oleh manusia.

Reasoning terdiri dari :

Deduktif
o    Menarik kesimpulan secara logika dari premis yang diberikan
o    Jika A, maka B
o    Sangat buruk untuk mengkonfirmasikan validitas dan kebenaran

Contoh :
If it is Friday then she will go to work
It if Fridy
Therefore she will go to work
If it raining then the ground is dry
It is raining
Therefore the ground is dry

Induktif
o    Men-generalisasi dari kasus sebelumnya untuk belajar tentang hal baru
o    Meskipun induksi mungkin tidak dapat diandalkan namun merupakan proses yang berguna
o    Induksi mengakibatkan manusia senantiasa belajar mengenai lingkungan

Abduktif
o    Penalaran dari sebuah fakta ke aksi atau kondisi yang mengakibatkan fakta tersebut terjadi
o    Metode ini digunakan untuk menjelaskan event yang kita amati
o   Mungkin tidak dapat diandalkan, namun manusia seringkali menerangkan sesuatu hal dengan cara seperti      ini, dan mempertahankan hingga ada bukti lain yang mendukung penjelasan atau teori alternatif.


Referensi :
http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/03/imk-iteraksi-manusia-dan-komputer/


Continue reading →