Selasa, 12 November 2013

Artikel Arsitektur dari Sistem Klien pada Jaringan

0 komentar

Model Arsitektur Client Server dimodelkan sebagai satu set layanan yang disediakan oleh server dan satu atau lebih client yang memakai layanan server. Client tidak perlu menyadari keberadaan server tetapi juga sebaliknya tidak mengetahui keberadaan client yang lain. Komponen utama pada model ini :
  1. Ada stand-alone server yang menyediakan layanan ke sub-sub system
  2. Ada sub sistem yang disebut juga client yang memanggil/mengakses layanan di server-server
  3. Ada jaringan memungkinkan sub-sub sistem mengakses layanan-layanan pada server.
Untuk mengakses suatu server maka sub sistem atau client harus mengetahui alamat atau nama server yang diakses dan juga layanan yang diberikan. Sebaliknya, server tidak perlu tahu berapa client/sub sistem yang mengaksesnya dan sub sistem mana yang menggunakan layanannya.
Arsitektur client server memiliki struktur yang terdiri dari 3 lapisan yang harus ada yaitu:
  1. business logic/ application, yang berhubungan dengan implementasi logika aplikasi
  2. data management, yang berhubungan dengan operasi database
  3.  presentation layer, yang berhubungan dengan penyajian informasi ke user dan dengan semua interaksi user.
Gambar 3 dan 4 adalah contoh-contoh dari model client-server, dimana ada beberapa server dan client. Masing-masing server menyimpan datanya sendiri dan setiap client bisa mengakses/menggunakan layanan pada tiap server.



  • Keuntungan
–        Distribusi data secara langsung melalui jaringan
–        Penggunaan sistem jaringan secara efektif –hardware jadi murah
–        Mudah untuk tambahkan server baru atau up-grade server yang sudah ada
  • Kekurangan
–        Tidak ada data model, jadi organisasi data macam-macam, sehingga integrasi data sulit
–        Redundant management
–        Tidak ada pusat register nama dan service, sehingga kalau tidak tahu nama server dan service-nya sulit ditemukan
–        Manajemen data dilakukan pada tiap server, tidak terpusat karena masing-masing server memiliki karakteristiknya sendiri.


Tiga lapisan pada client-server arsitektur menentukan model dari client-server. Perbedaan model-model tersebut adalah pada distribusi 3 lapisan tersebut. Model distribusi 3 lapisan client-server adalah : two-tier, three-tier dan n-tier (multitier).

1.       Two-tier architecture:
  • Thin-Client model
Pada model ini menempatkan business logic/application process dan data management pada server sedangkan client bertanggung jawab untuk menjalankan perangkat lunak presentasi yang biasanya hanya berbentuk interface system atau GUI. Server mengerjakan pekerjaan berat yaitu menjalankan application process dan data management. Contoh : website
Kelebihan :
-       Biaya lebih rendah
-       Lebih cocok untuk model jaringan sederhana
Kekurangan:
-       Menempatkan beben berat pemrosesan pada server
-       Ada kekuatan pemrosesan yang besar yang tersedia pada PC modern dan tidak digunakan pada client
  • Fat Client model
Pada model ini menempatkan business logic/application process dan presentation pada client dan server hanya mengurusi data management. Contoh : suatu aplikasi dibangun dengan VFP dan mengakses database Oracle. Semua application process dan presentation di client yang menggunakan VFP.
Kelebihan :
-          Menggunakan kekuatan pemrosesan yang besar dan mendistribusikan pemrosesan logika apliakasi dan presentasi pada klien
-          Server hanya menangani seluruh transaksi database
-          Pendistribusian pemrosesan lebih efektif
Kekurangan :
-          Manajemen sistemnya lebih komplek
-          Biayanya lebih besar
Contoh dari mo0del arsitektur C/S Two Tier dapat dilihat pada gambar dibawah ini tentang jaringan ATM. Pada gambar tersebut ATM tidak berhubungan langsung dengan database nasabah, tetapi terhubung ke monitor teleprocessing. Monitor teleprocessing  (TP) merupakan middleware yang mengatur komunikasi dengan client jarak jauh (remote) dan menserikan transaksi client untuk diproses oleh database. Menggunakan transaksi serial  berarti bahwa system dapat pulih dari kesalahan tanpa merusak data system.

Munculnya Java dan applet yang dapat di download secara gratis memungkinkan pengembangan system C/S antar model thin dan fat client. Beberapa perangkat lunak pemrosesan aplikasi dapat di download ke client seperti Java Applet sehingga mengurangi beban pada server. Interface User dibangun dengan web browser yang dapat menjalankan Java Applet.
Masalah terpenting pada arsitektur two tier C/S adalah ketiga lapisan logika harus dipetakan ke dua system computer. Mungkin ada masalah skalabilitas dan kinerja jika dipilih model thin client. Mungkin bila ada masalah manajemen system jika dipilih fat client. Untuk mengatasi masalah ini pendekatan alternative menggunakan arsitektur three tier client server.
 2.      Three-tier architecture:
Memisahkan secara logic, presentation yang ada di client dengan application process yang berada terpisah secara logic dengan data management.
Kelebihan system Three tier C/S adalah diantaranya:
-          Transfer informasi antara web server dan server database optimal
-          Komunikasi antara sistem-sistem tidak harus didasarkan pada standart internet, tetapi dapat menggunakan protocol komunikasi yang lebih cepat dan berada pada tingkat yang lebih rendah
-          Penggunaan middleware mendukung efedien query database dalam SQL dipakai untuk menangani pengambilan informasi dari database.




 Contoh: Internet Banking system. Database nasabah bank menyediakan layanan manajemen data, web server menyediakan layanan aplikasi seperti fasilita transfer uang tunai, membayar tagihan, dll. Komputer nasabah dengan browser internet merupakan client. Sistem ini mudah diskala untuk menambahkan web server baru dengan bertambahnya jumlah nasabah.



3.      Distributed object arsitektur
Pada model ini komponen yang terpenting adalah objek yang menyediakan antarmuka untuk layanan-layanannya guna dipanggil oleh objek lain. Masingmasing objek dapat dipanggil oleh objek lain dalam sistem tersebut. Tidak ada lagi pembagian client-server, karena tiap objek dapat berperan menjadi client dan server bergantung pada operasi yang dilakukan. Jika objek tersebut memberikan layanan pada objek lain, berarti objek yang memberi layanan berperan sebagai server, dan objek yang menggunakan layanan berperan sebagai client.
Sumber :













Leave a Reply