Rabu, 03 Agustus 2011

Paku dan Amarah

0 komentar
Ada seseorang pemuda yang sangat pemarah dan dia tidak dapat menahan amarahnya meski hanya masalah kecil. Pada suatu hari sang ayah menghadiahkannya dengan sekotak penuh paku.

"Untuk apakah paku-paku ini ayah?" tanya pemuda tersebut.

"Setiap kali kamu marah,pakulah tembok batu di depan rumah kita ini
untuk melepaskan amarahmu." Jawab sang ayah.

Esoknya si pemuda marah, dan sesuai anjuran ayahnya dia lalu memaku tembok batu di depan rumahnya. Saking amarahnya si pemuda telah memaku sebanyak 47 buah paku sampai amarahnya benar-benar reda. Selepas beberapa hari si pemuda sudah dapat mengurangi amarahnya, demikian juga semakin sedikitlah jumlah paku yang dia pakai. Dan dia mendapati bahwa dia sudah semakin bisa menahan amarahnya berkat paku-paku tersebut. Begitulah sampai akhirnya tibalah hari dimana pemuda tersebut sudah bisa menahan amarahnya, dan dia segera memberi tahukan hal ini kepada ayahnya, sang ayah pun senang dan menyuruh dia untuk mencabut paku itu satu persatu pada setiap hari yang dia lalui tanpa kemarahan. Hari berganti hari dan akhirnya dia berhasil mencabut ke semua paku-paku itu. Kembali dia memberitahukan hal ini dengan bangga kepada ayahnya.Ayahnya lalu meletakkan tangannya ke tembok tersebut sambil berkata.

"Kau telah melakukannya nak tapi lihatlah apa yang telah terjadi pada tembok batu ini, kini tembok batu ini tidak sama dengan sebelumnya, setiap kamu marah kamu akan memaku tembok batu itu dan begitu kamu tidak marah kamu mencabutnya satu-satu, tapi setiap kali kamu mencabutnya akan muncul lubang bekas paku tersebut. Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan. Kata-katamu meninggalkan bekas seperti lubang ini.. di hati orang lain”.

"Kamu dapat menusukkan pisau pada seeorang, lalu mencabut pisau itu.. tetapi tidak peduli berapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada.. Jadi ingatlah jika kamu punya orang yang sangat kamu sayangi dan menyayangimu janganlah sekalipun kamu menyakitinya karena walaupun kamu telah mendapatkan maafnya, tapi luka itu tetap meninggalkan bekas..”

Leave a Reply